TEMPO Interaktif, -Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Produsen cip terbesar dunia, Intel, sepertinya menggunakan petuah ini untuk masuk ke dunia perangkat tablet. Dalam acara Consumer Electronics Show (CES) awal tahun lalu, perusahaan yang bermarkas di Santa Clara, California, Amerika Serikat, ini pertama kali memamerkan beberapa prototipe tablet yang berjalan dengan prosesor buatannya.
Baru tiga bulan kemudian, tepatnya 11 April lalu, Chief Executive Officer Intel Paul Otellini resmi mengumumkan prosesor Intel Atom Oak Trail. Kehadiran cip ini bisa dibilang terlambat dibanding vendor “otak komputer” lainnya. Menurut International Data Corporation, ARM Holdings menguasai dua pertiga dari volume pasar prosesor tablet. Selama 2010, perusahaan yang memasok cip untuk iPad ini juga mengapalkan hampir 4 miliar chipset.
Mengetahui peluang yang sempit, Intel tetap optimistis prosesor Oak Trail sanggup “bertarung” dengan pesaingnya. Buktinya, ada 35 vendor komputer tablet yang sudah membenamkan prosesor ini dalam produknya. Mereka di antaranya Fujitsu, Lenovo, Evolve, Razer, dan Viliv.
“Tenaga dan kinerja adalah kunci sukses prosesor ini,” kata Chief Representative Intel Indonesia Santosh Viswanathan di Jakarta, Selasa lalu. Dilihat dari bentuknya, Santosh mengatakan Intel Atom Oak Trail memiliki ukuran 60 persen lebih kecil dibanding kelas prosesor Intel Atom lainnya. Daya listrik yang dikonsumsi juga lebih sedikit, yakni 3 watt. Sedangkan prosesor Atom lainnya membutuhkan daya sampai 5 watt. Karena itu, menurut dia, cip ini cocok untuk tablet.
Prosesor Oak Trail dengan nama kode Intel Atom Z670 merupakan cip single-core dengan kecepatan “denyut nadi” 1,5 Ghz. Menurut Santosh, prosesor ini mampu menyuguhkan playback video, kecepatan berinternet, teknologi HDMI, dan Adobe Flash. Cip tersebut juga dapat bekerja di berbagai sistem operasi, yakni Google Android, MeeGo, dan Windows.
Tersedia dua fungsi tambahan di dalam cip tersebut, yaitu Intel SpeedStep dan Intel Enhanced Deeper Sleep. Speed Step mampu memacu clocking atau denyut jantung CPU sehingga bekerja lebih cepat. Adapun Enhanced Deeper Sleep membantu menghemat daya sampai nol watt selama tablet tidak digunakan.
Selain untuk komputer tablet, Santosh mengklaim Intel Oak Trail dapat bekerja pada perangkat yang lebih kecil, misalnya mobile clinical assistant, yang memungkinkan staf medis memasukkan data pasien langsung ke file elektronik. Pada kesempatan itu, dia menunjukkan dua prototime tablet Evolve III yang menggunakan prosesor Oak Trail.
Masing-masing tablet dengan layar 10 inci itu berjalan dengan sistem operasi Windows 7 Home Premium dan Google Android 2.2 (Froyo). Baterai pada tablet Evolve III Android Froyo mampu bekerja selama 16 jam, sedangkan yang berjalan dengan Windows 7 Home Premium tahan sampai 10 jam.
Analis Jack Gold dari J. Gold Associates menyarankan Intel supaya memberi kejutan untuk menarik perhatian pasar cip tablet yang sudah telanjur didominasi ARM Holdings. “Intel harus membuktikan bahwa kinerja grafis prosesor Atom single-core-nya setara atau bahkan lebih baik dari cip grafis multi-core lainnya, seperti Nvidia dan Qualcomm,” ucap dia.
Tahun depan, Santosh mengatakan, Intel akan mengatasi ketertinggalannya dengan menghadirkan cip untuk ponsel pintar. Sementara saat ini ranah tersebut sudah “dikuasai” Texas Instruments OMAP, Qualcomm Snapdragon, Samsung Hummingbird, dan tentunya ARM. "Kami akan ada di setiap perangkat di bumi,” katanya.
Baru tiga bulan kemudian, tepatnya 11 April lalu, Chief Executive Officer Intel Paul Otellini resmi mengumumkan prosesor Intel Atom Oak Trail. Kehadiran cip ini bisa dibilang terlambat dibanding vendor “otak komputer” lainnya. Menurut International Data Corporation, ARM Holdings menguasai dua pertiga dari volume pasar prosesor tablet. Selama 2010, perusahaan yang memasok cip untuk iPad ini juga mengapalkan hampir 4 miliar chipset.
Mengetahui peluang yang sempit, Intel tetap optimistis prosesor Oak Trail sanggup “bertarung” dengan pesaingnya. Buktinya, ada 35 vendor komputer tablet yang sudah membenamkan prosesor ini dalam produknya. Mereka di antaranya Fujitsu, Lenovo, Evolve, Razer, dan Viliv.
“Tenaga dan kinerja adalah kunci sukses prosesor ini,” kata Chief Representative Intel Indonesia Santosh Viswanathan di Jakarta, Selasa lalu. Dilihat dari bentuknya, Santosh mengatakan Intel Atom Oak Trail memiliki ukuran 60 persen lebih kecil dibanding kelas prosesor Intel Atom lainnya. Daya listrik yang dikonsumsi juga lebih sedikit, yakni 3 watt. Sedangkan prosesor Atom lainnya membutuhkan daya sampai 5 watt. Karena itu, menurut dia, cip ini cocok untuk tablet.
Prosesor Oak Trail dengan nama kode Intel Atom Z670 merupakan cip single-core dengan kecepatan “denyut nadi” 1,5 Ghz. Menurut Santosh, prosesor ini mampu menyuguhkan playback video, kecepatan berinternet, teknologi HDMI, dan Adobe Flash. Cip tersebut juga dapat bekerja di berbagai sistem operasi, yakni Google Android, MeeGo, dan Windows.
Tersedia dua fungsi tambahan di dalam cip tersebut, yaitu Intel SpeedStep dan Intel Enhanced Deeper Sleep. Speed Step mampu memacu clocking atau denyut jantung CPU sehingga bekerja lebih cepat. Adapun Enhanced Deeper Sleep membantu menghemat daya sampai nol watt selama tablet tidak digunakan.
Selain untuk komputer tablet, Santosh mengklaim Intel Oak Trail dapat bekerja pada perangkat yang lebih kecil, misalnya mobile clinical assistant, yang memungkinkan staf medis memasukkan data pasien langsung ke file elektronik. Pada kesempatan itu, dia menunjukkan dua prototime tablet Evolve III yang menggunakan prosesor Oak Trail.
Masing-masing tablet dengan layar 10 inci itu berjalan dengan sistem operasi Windows 7 Home Premium dan Google Android 2.2 (Froyo). Baterai pada tablet Evolve III Android Froyo mampu bekerja selama 16 jam, sedangkan yang berjalan dengan Windows 7 Home Premium tahan sampai 10 jam.
Analis Jack Gold dari J. Gold Associates menyarankan Intel supaya memberi kejutan untuk menarik perhatian pasar cip tablet yang sudah telanjur didominasi ARM Holdings. “Intel harus membuktikan bahwa kinerja grafis prosesor Atom single-core-nya setara atau bahkan lebih baik dari cip grafis multi-core lainnya, seperti Nvidia dan Qualcomm,” ucap dia.
Tahun depan, Santosh mengatakan, Intel akan mengatasi ketertinggalannya dengan menghadirkan cip untuk ponsel pintar. Sementara saat ini ranah tersebut sudah “dikuasai” Texas Instruments OMAP, Qualcomm Snapdragon, Samsung Hummingbird, dan tentunya ARM. "Kami akan ada di setiap perangkat di bumi,” katanya.